LPPM UNTAN dan Para Peneliti Perkuat Kolaborasi dengan Mitra Strategis menuju PTNBH

Pontianak, 21 Februari 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura (UNTAN) menyelenggarakan rapat koordinasi bertajuk “Penguatan Kolaborasi dengan Mitra Strategis” sebagai langkah strategis mendukung transformasi UNTAN menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Rapat yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, BUMN/BUMD, sektor swasta, dosen, peneliti, dan lembaga donor ini bertujuan memperkuat hilirisasi riset, meningkatkan pendapatan mandiri, serta memperluas dampak sosial-ekonomi hasil penelitian.
Dalam sambutannya, Ketua LPPM UNTAN, Dr Urai Eddy Suryadi, SP, MP, mengapresiasi capaian kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan BUMN yang menyumbang pemasukan Rp58 miliar pada tahun 2024. Namun, ia mengingatkan perlunya antisipasi ketidakpastian pendapatan tahun 2025 akibat kebijakan efisiensi anggaran. “Transformasi menuju PTNBH menuntut kemandirian finansial. Kami akan memperluas jaringan kemitraan dengan menggandeng sektor swasta, BUMN/BUMD, dan lembaga donor internasional,” tegasnya.
Acara ini pada saat memasuki sesi tanya jawab dimulai dari Dr. Sulakhudin, selaku peneliti UNTAN, memaparkan kolaborasi strategis dengan PT Antam dan PT WHW dalam riset pemanfaatan limbah Red Mud/Bauksit Tailing. Riset ini tidak hanya menjawab isu lingkungan terkait status limbah B3, tetapi juga membuka peluang substitusi kapur di sektor pertanian. “Red Mud dapat menggantikan 30% kebutuhan kapur impor dan mengurangi penumpukan limbah hingga 50.000 ton per tahun,” jelasnya. PT Antam juga berkomitmen mendukung pengembangan produk turunan Madu Kelulut di Daerah Teraju, yang diproyeksikan meningkatkan pendapatan petani lokal sebesar 20%.
Dr. Hermawansyah dari Pusat Kajian Kepolisian menekankan pentingnya restrukturisasi kelembagaan LPPM UNTAN agar selaras dengan prinsip PTNBH. “Kami mendorong kolaborasi dengan BUMN/BUMD, perusahaan swasta, hingga lembaga internasional seperti WWF, TFCA, GEMAWAN, YPI, TFCA dan lain-lain untuk diversifikasi pendanaan melalui skema CSR dan hibah,” paparnya. Sementara itu, Dr. Sri Wahdaningsih menyoroti tantangan pendanaan dalam kerja sama hilirisasi dengan PT Fajar Tirta Natural dan mengusulkan pembangunan industri kecil/lab mandiri berbasis kampus. Prof. Yohana menambahkan, kolaborasi dengan UMKM dan koperasi binaan UNTAN akan memberdayakan banyak sekali pelaku usaha lokal di tahun 2025.
Herry Priyanto dari PSP IG mengusulkan optimalisasi forum Musrenbang dan pembuatan ‘Innovation Gallery’ di area rektorat sebagai etalase dari hasil penelitian inovasi dosen yang sudah eksis dengan TKT 8-9 dengan jumlah produk inovasi sekitar 20 produk seperti Produk Kapsul Antioksidan Dabayak (Dr. Sri Wahdaningsih), Kapsul dan Emulsi Minyak Cincalok (Dr. Winda Rahmalia), Herbal Daun Bintangur (Dr. Siti Nani Nurbaeti), Prototipe Fitofarmaka Hard Candy Lozenges Kombinasi Sinergis Fraksi Kulit Pisang dan Kulit Nanas (Inarah M.Si., Apt.), serta Produk Cacing Nipah Hybrida (Dr. Junaidi). “Ini akan memperkuat branding UNTAN sebagai PTNBH yang berdaya saing,” ujarnya.
Rapat menghasilkan empat rekomendasi strategis: (1) perluasan jaringan mitra global; (2) eksplorasi pendanaan inovatif melalui CSR dan public-private partnership; (3) percepatan pembangunan fasilitas mandiri; serta (4) optimalisasi pemasaran produk melalui platform digital dan Innovation Gallery. Ketua LPPM UNTAN menegaskan komitmen untuk merevisi struktur kelembagaan. “Kolaborasi multisektor adalah tulang punggung PTNBH. UNTAN siap menjadi kiblat inovasi yang berdampak nasional,” tutupnya.
#LPPM #PTNBH #UNTAN

